Oleh: Irman Musafir Sufi
Suatu
saat saya hunting photo didaerah masa kecil saya di Kampung Lio
Kecamatan Cireunghas Sukabumi, bersama si kecil saya menyusuri rel
kereta api yang bersebelahan dengan sungai cimandiri, diseberang sungai
ada gunung cipadung tempat masak dimasa kanak-kanak. Rel yang saya lalui
sebenarnya dipenuhi sejarah, saya masih ingat penduduk sekitar dulu
sering menceritakan tentang orang-orang yang meninggal saat membangun
rel kereta tersebut. Antara tahun 1881 sampai 1884, perusahaan
Staatspoorwegen Westerlijnen menyelesaikan pembangunan jalur lintasan
kereta api mulai dari Bogor melalui Sukabumi sampai Bandung dan
Cicalengka sepanjang 184 kilometer. Jalur kereta ini mencapai Bandung
pada tanggal 17 Mei 1884 dan peresmian stasiunnya dilaksanakan pada
tanggal 16 Juni 1884. Saat ini memang rel tersebut tidak dilalui kereta
karena terowongannya longsor, meskipun ada kabar sudah diperbaiki namun
belum ada kereta yang dioperasikan.
Ngomong-ngomong
tentang terowongan, pada masa sekolah SD saya pernah ke terowongan
tersebut namanya terowongan Lampegan, saat itu hiking sambil wisata kami
melewati terowongan tersebut dan melihat kondisi didalamnya. Terowongan
Lampegan adalah terowongan kereta api tertua di Indonesia. Terowongan
Terowongan ini memiliki panjang 686 meter dan dibangun untuk mendukung
jalur kereta api rute Bogor - Sukabumi - Bandung. Terowongan ini berada
di Cibeber, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Terowongan ini
adalah yang pertama dibuat di wilayah Priangan. Baru pada tahun 1902
dibuat terowongan lain di Sasaksaat pada lintasan Batavia-Bandung via
Cikampek, dan buah 3 terowongan di Ciamis selatan dibangun tahun 1918.
Mengenai pembuatan terowongan ini beredar spekulasi, ada yang mengatakan
dibuat secara manual dengan mengerahkan tenaga penduduk sekitar, ada
pula yang mengatakan dengan cara peledakan. Namun yang diharapkan cukup
jelas adalah rentang tahun pembuatannya, yaitu antara 1879 sampai 1882,
sesuai dengan angka yang terpahat pada tembok depan terowongan. Jalur
ini lalu mencapai Cianjur pada tanggal 10 Mei 1883.
Terowongan
Lampegan dibangun oleh perusahaan kereta api SS (Staats Spoorwegen) dan
dibangun pada pada periode 1879 - 1882. Nama terowongan berasal dari
bahasa percakapan orang Belanda ketika kereta api memasuki terowongan,
yaitu 'Lamp a gan' yang berarti nyalakan lampu. Tidak jauh dari
terowongan Lampegan, terdapat stasiun Lampegan. Ada juga spekulasi
mengenai asal nama Lampegan. Ada yang mengatakan berasal dari ucapan Van
Beckman, “lamp pegang, lamp pegang…” (pegang lampunya..), saat memantau
para pekerjanya yang sedang membobol bagian dalam terowongan yang
tentunya gelap gulita. Ada juga yang mengatakan kata itu berasal dari
masinis kereta api di masa lampau yang selalu meneriakkan “Lampen aan!
Lampen aan!” saat kereta melewati terowongan itu. Maksudnya, masinis
memerintahkan agar para pegawainya menyalakan lampu. Memang beredar
berbagai variasi cerita tentang asal-muasal kata “lampegan” dengan
dongengan yang melibatkan perkataan-perkataan Van Beckman yang lalu
berubah menjadi nama “lampegan”. Dari cerita-cerita yang beredar itu
ternyata tak ada yang mencoba memeriksa kamus bahasa Sunda, padahal
dalam kamus bahasa Sunda terdapat kata “lampegan” yang diterangkan
sebagai ” nama sejenis tumbuh-tumbuhan kecil”.
Tidak
kalah menariknya adalah cerita mistik Nyi Ronggeng Sadea. Cerita
raibnya Nyi Ronggeng Sadea secara turun menurun hingga kini terus
berkembang dimasyarakat sekitar Kamp Lampegan, Desa Cibokor Kec.
Cibeber, Cianjur. Diceritakan pada tahun 1882 Terowongan Lampegan
selesai dibangun, untuk menghibur pejabat Belanda dan menak-menak
Priangan, diundang Nyi Sadea, seorang ronggeng terkenal waktu itu. Usai
pertunjukan, menjelang dinihari Nyi Sadea diantar pulang oleh seorang
pria melalui terowongan yang baru diresmikan. Sejak itu Nyi Sadea hilang
dan tidak diketahui keberadaannya. Masyarakat kemudian hanya memercayai
dongengan bahwa Nyi Sadea telah “diperistri” oleh “penghuni” terowongan
tersebut.
Pada
tahun 2001, terowongan Lampegan mengalami longsor akibat gempa bumi
sehingga menutup jalur kereta api rute Sukabumi - Bandung. Pada tahun
2006, terowongan Lampegan sempat diperbaiki, namun belum sempat kereta
api menembus terowongan yang baru diperbaiki, longsor kembali terjadi.
Tahun 2009, Pemerintah Republik Indonesia mulai memperbaiki Terowongan
Lampegan yang selama ini rusak sehingga menutup jalur kereta api rute
Bandung - Sukabumi. Dengan pembukaan kembali jalur kereta api rute
Bandung - Sukabumi ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan kendaraan
di jalan raya.
Jalur
kereta api rute Bandung - Sukabumi memiliki potensi wisata yang besar
karena pada jalur kereta api ini terdapat pemandangan kebun teh yang
indah dan kawasan wisata situs megalitik Gunung Padang. Situs megalitik
Gunung Padang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campakamulya,
Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Menurut para ahli arkeologi,
situs ini merupakan situs megalitik terbesar di Asia Tenggara. Jika
jalur ini dapat dipulihkan kembali maka akan menggeliatkan ekonomi
masyarakat setempat dan menghidupkan pariwisata di daerah sekitar. Saya
berencana suatu saat ke gunung padang ini untuk hunting photo. Insya
Allah kalo sudah ada waktuDiposkan oleh IRMAN MUSAFIR SUFI di 16:50
sumber dari : http://irman-musafir-sufi.blogspot.com/2011/11/sejarah-terowongan-lampegan.html dengan izin dari / oleh : IRMAN MUSAFIR SUFI
album FB Lampegan : http://goo.gl/xxQ4N by dedisuhendra